IKLAN

Laman

Jumat, 26 Maret 2010

BISNIS YANG TIDAK MERUGI SELAMANYA

Oleh : H. Mohamad Fatoni Asyhari, S.Ag

إِنَّ الَّذِينَ يَتْلُونَ كِتَابَ اللَّهِ وَأَقَامُوا الصَّلَاةَ وَأَنفَقُوا مِمَّا رَزَقْنَاهُمْ سِرّاً وَعَلَانِيَةً يَرْجُونَ تِجَارَةً لَّن تَبُورَ 0 لِيُوَفِّيَهُمْ أُجُورَهُمْ وَيَزِيدَهُم مِّن فَضْلِهِ إِنَّهُ غَفُورٌ شَكُورٌ

" Sesungguhnya orang-orang yang selalu membaca Kitab Allah dan mendirikan shalat dan menafkahkan sebahagian dari rezki yang kami anuge- rahkan kepada mereka dengan diam-diam dan terang-terangan, mereka itu mengharapkan perniagaan yang tidak akan merugi (29)
" Agar Allah menyempurnakan kepada mereka pahala mereka dan menambah kepada mereka dari karunia-Nya. Sesungguhnya Allah Maha Pengampun lagi Maha Mensyukuri. (30)" QS. Faathir 35:29-30

Ada 3 faktor yang menjadikan bisnis tidak akan merugi selamanya, yaitu :
1. Membaca/Mengkaji Al-Qur’an
2. Mendirikan Shalat
3. Berinfaq

Pemahaman “tidak merugi selamanya” diisyaratkan oleh لن تبور pada akhir ayat 29 yang menunjukkan arti demikian. Dalam kajian Bahasa Arab, “لا” artinya “tidak”, sedangkan “لن” yang masuk pada fiil mudhori (present continous tense) artinya “tidak selamanya”.

Seberapa jauh kedahsyatan Al-Qur’an, Shalat dan Infaq berperan dalam perkembangan dan kemajuan bisnis ? coba perhatikan ayat-ayat berikut ini untuk mendapatkan hubungan yang langsung dan atau tidak langsung dengan kehidupan berbisnis.

1. Dahsyatnya Al-Qur’an

مَا أَنزَلْنَا عَلَيْكَ الْقُرْآنَ لِتَشْقَى 0 إِلَّا تَذْكِرَةً لِّمَن يَخْشَى

" Kami tidak menurunkan Al Quran ini kepadamu agar kamu menjadi susah (2), Tetapi sebagai peringatan bagi orang yang takut (kepada Allah) (3)" QS. Thaaha 20:2-3

لَقَدْ أَنزَلْنَا إِلَيْكُمْ كِتَاباً فِيهِ ذِكْرُكُمْ أَفَلَا تَعْقِلُونَ

Sesungguhnya Telah kami turunkan kepada kamu sebuah Kitab yang di dalamnya terdapat sebab-sebab kemuliaan bagimu. Maka apakah kamu tiada memahaminya? QS. Al-Anbiya 21:10

DENGAN MENJALANKAN ISI KANDUNGAN AL-QUR’AN, KITA TIDAK AKAN SUSAH BAHKAN DAPAT MENEMUKAN FAKTOR-FAKTOR KEMULIAAN / KESUKSESAN.
Bagaimana tidak akan susah ? Al-Qur’an mengajarkan kita untuk selalu bersyukur (berterima kasih) yang dengan syukur itu kenikmatan akan selalu bertambah, sebagaimana firman Allah SWT :

وَإِذْ تَأَذَّنَ رَبُّكُمْ لَئِن شَكَرْتُمْ لأَزِيدَنَّكُمْ وَلَئِن كَفَرْتُمْ إِنَّ عَذَابِي لَشَدِيدٌ

" Dan (ingatlah juga), tatkala Tuhanmu memaklumkan; " Sesungguhnya jika kamu bersyukur, pasti kami akan menambah (nikmat) kepadamu, dan jika kamu mengingkari (nikmat-Ku), Maka Sesungguhnya azab-Ku sangat pedih". QS. Ibrahim 14:7

Dan Al-Qur’an memberikan sugesti yang begitu tinggi pada saat seseorang ditimpa suatu musibah dengan memberikan balasan/pahala yang unlimited (tidak terbatas) jika ia menyikapinya dengan sabar, sebagaimana firman Allah SWT :

قُلْ يَا عِبَادِ الَّذِينَ آمَنُوا اتَّقُوا رَبَّكُمْ لِلَّذِينَ أَحْسَنُوا فِي هَذِهِ الدُّنْيَا حَسَنَةٌ وَأَرْضُ اللَّهِ وَاسِعَةٌ إِنَّمَا يُوَفَّى الصَّابِرُونَ أَجْرَهُم بِغَيْرِ حِسَابٍ

" Katakanlah: "Hai hamba-hamba-Ku yang beriman. bertakwalah kepada Tuhanmu". orang-orang yang berbuat baik di dunia ini memperoleh kebaikan. dan bumi Allah itu adalah luas. Sesungguhnya Hanya orang-orang yang Bersabarlah yang dicukupkan pahala mereka tanpa batas." QS. Az-Zumar 39 : 10

UP AND DOWN DALAM BISNIS AKAN DISIKAPI DENGAN SYUKUR SAAT “UP” DAN BERSABAR SAAT “DOWN”.

2. Dahsyatnya Shalat

إِنَّ الْإِنسَانَ خُلِقَ هَلُوعاً 0 إِذَا مَسَّهُ الشَّرُّ جَزُوعاً 0 وَإِذَا مَسَّهُ الْخَيْرُ مَنُوعاً 0 إِلَّا الْمُصَلِّينَ 0 الَّذِينَ هُمْ عَلَى صَلَاتِهِمْ دَائِمُونَ


" Sesungguhnya manusia diciptakan bersifat keluh kesah lagi kikir (19), Apabila ia ditimpa kesusahan ia berkeluh kesah (20), Dan apabila ia mendapat kebaikan ia amat kikir (21), Kecuali orang-orang yang mengerjakan shalat (22), Yang mereka itu tetap mengerjakan shalatnya (23)." QS. Al-Ma’aarij 70:19-23

Manusia memang selalu tidak akan merasa puas, jika jiwanya tidak dibimbing oleh ajaran illahi. Selalu berkeluh kesah saat ditimpa kesusahan, tapi berbalik menjadi kikir (tidak mau berbagi) saat mendapat kesenangan atau kebaikan. Orang yang shalat tidak demikian.

ORANG YANG SHALAT DIAJARKAN UNTUK SELALU MENJAGA HUBUNGANNYA DENGAN ALLAH SWT DAN SESAMA MANUSIA. IA MERASAKAN ADANYA BACKING YANG KUAT PADA SAAT BERMUNAJAT KEPADA ALLAH SWT YANG MAHA TAHU DAN MAHA KUASA DAN INGIN BERBAGI KENIKMATAN DENGAN SESAMA MANUSIA AGAR BISA SAMA-SAMA MENIKMATI KARUNIA-NYA.

Semua Planning, Target dan Cita-cita ia kemukakan kepada Allah SWT setelah shalat dan insya Allah akan mendapat bimbinganNya. Sebenarnya di dalam shalat pun, sudah banyak bacaan-bacaan yang mengandung doa yang ia panjatkan.
Ke atas ok, sejajar ok, ke bawah ok, sehingga ia merasa beruntung.

3. Dahsyatnya Infaq

مَّثَلُ الَّذِينَ يُنفِقُونَ أَمْوَالَهُمْ فِي سَبِيلِ اللّهِ كَمَثَلِ حَبَّةٍ أَنبَتَتْ سَبْعَ سَنَابِلَ فِي كُلِّ سُنبُلَةٍ مِّئَةُ حَبَّةٍ وَاللّهُ يُضَاعِفُ لِمَن يَشَاءُ وَاللّهُ وَاسِعٌ عَلِيمٌ

" Perumpamaan (nafkah yang dikeluarkan oleh) orang-orang yang menafkahkan hartanya di jalan Allah[166] adalah serupa dengan sebutir benih yang menumbuhkan tujuh bulir, pada tiap-tiap bulir seratus biji. Allah melipat gandakan (ganjaran) bagi siapa yang dia kehendaki. dan Allah Maha luas (karunia-Nya) lagi Maha Mengetahui." QS. 2:261

[166] pengertian menafkahkan harta di jalan Allah meliputi belanja untuk kepentingan jihad, pembangunan perguruan, rumah sakit, usaha penyelidikan ilmiah dan lain-lain.

Dari ayat di atas dapat kita fahami bahwa Allah menjanjikan balasan orang yang berinfaq di jalan-Nya akan diberi 700 kali lipat, bahkan akan dilipatgandakan dan Allah Maha Luas karuniaNya lagi Maha Mengetahui.
Menghitung Infaq sangat mudah, PENDAPATAN TINGGAL DIBAGI 40. Infaq minimal 2.5 % (mudah-mudahan bisa lebih). Misalnya jika pendapatan Rp 10.000.000,-, maka infaqnya adalah Rp 250.000,- (Rp 10.000.000 : 40). Balasan yang Allah SWT berikan adalah Rp 175.000.000,- (Rp 250.000,- x 700) yang bisa berupa Cash, Keselamatan, Kesehatan, Keamanan, Usaha semakin maju dan lain-lain.
Salah satu jamaah pengajian saya ada yang sempat bertanya TENTANG PENGELUARAN YANG LEBIH BESAR DARI PENDAPATAN, seraya memberikan contoh gaji Rp 1.000.000,- sementara kebutuhan Rp 1.500.000, BAGAIMANA BISA INFAQ ? katanya. Jawabannya adalah sebagai berikut :

a. Orang yang berinfaq :
Pendapatan Rp 1.000.000,-
Pengeluaran Rp 1.500.000,-
Saldo 1 Minus Rp 500.000,-
Infaq Rp 25.000,-
Saldo 2 Minus Rp 525.000,-
Balasan Infaq Rp 25.000,- x 700 = Rp 17.500.000,-
Saldo Akhir Rp 16.975.000,-
Saldo Akhir yang akan diperoleh sesuai ketentuan Allah dengan Happy Ending, bahkan nilai positif dan perkembangannya sering terjadi tanpa diduga sebelumnya dan dahsyat. Bukankah rejeki semuanya ditentukan Allah SWT ? tentunya dengan usaha kita yang diperintahkan Allah SWT pula.

b. Orang yang tidak berinfaq :
Pendapatan Rp 1.000.000,-
Pengeluaran Rp 1.500.000,-
Saldo Akhir Minus Rp 500.000,-
Saldo akhir yang tidak dijamin perkembangannya, bahkan masih menyisakan hak orang lain yang belum diberikan, sebagaimana firman Allah SWT :

وَفِي أَمْوَالِهِمْ حَقٌّ لِّلسَّائِلِ وَالْمَحْرُومِ

" Dan pada harta-harta mereka ada hak untuk orang miskin yang meminta dan orang miskin yang tidak mendapat bagian[1417]." QS. Adz-Dzariyat 51:19
[1417] Orang miskin yang tidak mendapat bagian maksudnya ialah orang miskin yang tidak meminta-minta.

SO, MAU BERINFAQ ATAU TIDAK ? TENTUNYA BERINFAQ DONG..

Tidak ada komentar:

Posting Komentar